Subscribe to RSS feed

Senin, 31 Mei 2010

ALUNAN NADA SI PENGAMEN CACAT

Disaat malam hari di tengah keramaian kota Yogyakarta tepatnya di Malioboro, saat itu merupakan malam minggu sehingga tempat itu sangat ramai oleh orang-orang dari anak-anak, orang tua, dewasa dan anak muda. Ditengah-tengah keramaian itu terselip seorang sepasang pengamen yang berdiri tepat depan Mall Malioboro.

Pengamen itu terus meniup seruling dan pianika yang dibawanya. Sepasang pengamen itu berbeda dengan pengamen lainnya. Sepasang pengamen yang bernama Mas Bejo (34) dan Mba Septi (30), mereka berdua memiliki kekurangan fisik, sepasang pengamen itu tidak dapat melihat.

Walaupun mereka memiliki kekurangan fisik mereka berusaha tetap bekerja untuk sesuap nasi, tidak mudah bagi mereaka untuk bekerja diluar, tempat dan tidak pernah mereka tahu bagaimana keadaanya atau seperti apa tempat yang mereka cari nafkah. Mas Bejo dan Mba Septi merupakan sepasang suami-istri yang sudah lima tahun melakukan pekerjaan mengamen, meraka mengamen tidak bernyanyi tetapi memainkan alat musik seperti Mba septi membawa pianika sedangkan Mas Bejo meniup seruling. “Selain mengamen, Saya dan Septi juga bekerja sebagai tukang pijat di sebuah panti pijat untuk menambah uang untuk anak-anak mereka” ujar Mas Bejo.

Dikeramaian Malioboro, banyak orang yang melewati mereka seakan menganggap mereka tidak ada, mereka hanya mencari sesuap nasi untuk mereka hidup dan anak-anak mereka. Sampai seorang anak kecil yang datang menghampiri mereka memberikan mereka uang. Melihat wajah mereka saat diberi uang sangat bahagia, walaupun mereka tidak mengetahui jumlah uang yang diberi dan siapa yang memberikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar