Subscribe to RSS feed

Sabtu, 08 Mei 2010

PORY Jadul, Club Onthel yang Nyentrik



Yogyakarta-Sepeda onthel dahulu merupakan alat transportasi sebagian besar masyarakat baik dipedesaan maupun diperkotaan untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari. Namun seiring berjalannya waktu, sepeda onthel dilupakan dan digantikan dengan transportasi yang lebih modern. Hanya segelintir orang saja yang masih menggunakan sepeda onthel sebagai alat transportasinya saat ini. Sebagian orang memiliki sepeda onthel hanya sebagai barang koleksi saja.

Malam itu terlihat rombongan laki-laki paruh baya bersepeda onthel, mengenakan seragam jadul ala tentara jaman dahulu, melewati jalan sekitar Malioboro. Semua mata tertuju pada mereka. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun internasional. rombongan ini menamakan dirinya PORY (Paguyuban Onthel Rabuk Yuswo) Jadul, merupakan kumpulan orang-orang yang menyukai kegiatan bersepeda. Rata-rata mereka menggunakan sepeda onthel sebagai alat transportasinya. Dengan aneka sepeda onthel antik dan busana yang unik dan nyentrik mereka bersepeda keliling kota. “Setiap malam minggu kita selalu nongkrong bareng didepan Benteng Vredeburg Jogja.” Ujar Hastoto, sekertaris PORY Jadul.

Jumlah anggota yang dimiliki PORY Jadul sampai sekarang berjumlah 500 orang, anggotanya tidak hanya berasal dari Jogja tetapi juga dari Klaten, Sleman, dan Bantul. Slogan yang diusung PORY JOGJAKARTA adalah anggampangake laku, ngedhohake penyakit, ati bungah, ngirit ora ngorot-orot, rukun lan ramah limgkungan. Klub yang bermarkas di Minggiran Kel. Suryadingratan Kec. Mantrijeron ini punya kebiasaan unik ketika ada salah seorang anggota PORY Jadul yang menikah. Setelah akad nikah pengantin dipersilakan naik keatas becak kemudian diarak oleh rombongan PORY Jadul keliling Yogyakarta. Ratusan anggota PORY mengiri dengan pakaian yang menarik sesuai dengan profesi mereka masing-masing. Tidak hanya itu saja ketika ada anggota yang meninggal pun mereka punya cara unik untuk menghormati orang yang sudah meninggal yaitu “nuntun pit” dari rumah duka sampai ke liang lahat. Hal itu mereka lakukan untuk mempererat tali kekeluargaan dan sebagai wujud solidaritas.

Hastoto menerangkan bahwa mereka mempunyai kegiatan rutin setiap bulannya. Seperti bakti sosial pada panti asuhan dan panti jompo, pemberian sembako, penggalangan dana, dan kerja bakti. PORY Jadul membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat yang ingin bergabung dan tidak mematok persyaratan pada setiap orang yang ingin bergabung. ”Asalkan punya sepeda onthel bisa jadi anggota club ini, usia tidak dibatasi,”terang Hastoto.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar