Subscribe to RSS feed

Selasa, 04 Mei 2010

Bukan Salah Bunda Mengandung
Tak menyangka keadilan dan kedudukan tertinggi telah membelenggu Indonesia. Setiap masyarakat Indonesia tentunya menuntut pada Kemerdekaan Indonesia. Terutama seperti Gadis Cilik Pengamen jalanan. AY (nama samaran) gadis kecil pengamen jalanan.
Berkumpul dengan temannya sesama pengamen, kaus kucel, sandal jepit, dan sebatang rokok adalah teman setia AY. Dia mengaku “aku senang disini meskipun ada hal yang tidak menyenangkan aku senang” . Salah satu fenomena di yogya. Bocah yang seharusnya duduk di bangku SD kelas 5 memilih mengamen.
Orang tua AY tahu dan mengerti keadaan anaknya sebagai pengamen. Tetapi lagi-lagi masalah faktor ekonomi yang merubah keadaan. Jelas AY “Emak tahu kalau aku mengamen tapi ya sudah,, mau diapakan lagi. Sebenarnya aku ingin kembali bersekolah sama temen-temen”.
Keadaan yang merubah AY. Gadis (10) mengaku pernah berhubungan intim bersama temannya sesama pengamen. Terlihat dengan daster selutut dan perutnya yang membesar . AY mengaku kepada kami “ya mau gimana lagi mbak, sudah nasib, tapi aku ingin melahirkan anak ini, biarpun bapaknya pergi nggak tahu kemana” senyum paksaan terlintas pada paras AY.
Potret Fenomena di Yogya, yang menggambarkan bukan salah bunda mengandung, namun karena keadaan. Keadilan ekonomi, dan kedudukan tertinggi, AY memilih mengamen dengan keadaannya sekarang dibandingkan bersekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar