Subscribe to RSS feed

Senin, 31 Mei 2010

Sepak Terjang Terorisme


       Banyaknya pelaku terorisme di Indonesia yang tertangkap membuat “ngeri” masyarakat. Pasalnya banyak kejadian bom yang disinyalir perbuatan para teroris, diantaranya bom di Kuningan Jakarta, Hotel Ritz Carlton dan JW Marriot dan yang paling banyak menelan korban yang sebagian besar korbannya turis asing yaitu di Kuta Bali.
        Banyaknya pelaku teroris yang tertangkap seolah-olah tidak ada habisnya. Kapan Indonesia bersih dari terorisme? menjawab pertanyaan itu sama sulitnya menjawab pertanyaan kapan Indonesia bersih dari korupsi?. Sepak terjang para teroris di Indonesia dalam merekrut anggota baru sangat tertata rapi sehingga nyarus tak terendus.  Ada dugaan bahwa terorisme di Indonesia di sokong oleh jaringan terorisme internasional Al-Qaeda. khususnya dalam hal pendanaan. Tidak heran ada reaksi keras dari jaringan terorisme internasional Al-Qaeda ketika aparat kepolisian terus gencar memburu teroris dan telah berhasil menembak mati dan menangkap sejumlah pelaku teror. Belakangan muncul kabar bahwa jaringan Al-Qaeda merekrut angotanya melalui jejaring sosial seperti Facebook.
         Keberhasilan pasukan antiteror Densus 88 yang telah menangkap dan menewaskan para gembong teroris di Indonesia, seperti Baridin, mertua gembong teroris yang telah tewas, Noordin M Top, Dr. Azhahari, tidak boleh membuat kita berpuas diri. Selama ini ada kesan bahwa setelah aparat keamanan berhasil menangkap sejumlah pentolan gembong teroris maka tugas kita telah selesai. Padahal buktinya masih banyak teroris-teroris lain yang kemudian berhasil ditangkap, ini membuktikan bahwa bibit-bibit teroris masih tumbuh subur, untuk itu keamanan harus diperketat.
       Jaringan teroris terus menebar ancaman dan semakin menunjukkan kekuatannya. Mereka hendak membuktikan betapa kuatnya jaringan yang telah dibangun selama ini dan sekaligus mengancam masyarakat dunia. Para teroris licin bagaikan belut, keberadaanya sangat sulit ditemukan. Mereka lihai bersembunyi dan menyembunyikan identitas.  
      Perang terhadap terorisme tidak boleh kendur. Terorisme adalah masalah global yang harus dihadapi bersama bahu- membahu oleh semua negara. Salah satu cara yang paling efektif, setiap negara harus meningkatkan keamanan dalam negerinya, terutama melakukan pencegahan masuknya teroris melalui pelabuhan udara, pelabuhan laut, bahkan dari jalur-jalur lainnya. Masyarakat juga diminta waspada akan kemungkinan masuknya teroris ini dengan melaporkan kepada aparat keamanan jika melihat orang yang mencurigakan. Pengawasan di pintu-pintu masuk di sejumlah bandara, pelabuhan, dan lain-lain harus lebih diperketat.

ALUNAN NADA SI PENGAMEN CACAT

Disaat malam hari di tengah keramaian kota Yogyakarta tepatnya di Malioboro, saat itu merupakan malam minggu sehingga tempat itu sangat ramai oleh orang-orang dari anak-anak, orang tua, dewasa dan anak muda. Ditengah-tengah keramaian itu terselip seorang sepasang pengamen yang berdiri tepat depan Mall Malioboro.

Pengamen itu terus meniup seruling dan pianika yang dibawanya. Sepasang pengamen itu berbeda dengan pengamen lainnya. Sepasang pengamen yang bernama Mas Bejo (34) dan Mba Septi (30), mereka berdua memiliki kekurangan fisik, sepasang pengamen itu tidak dapat melihat.

Walaupun mereka memiliki kekurangan fisik mereka berusaha tetap bekerja untuk sesuap nasi, tidak mudah bagi mereaka untuk bekerja diluar, tempat dan tidak pernah mereka tahu bagaimana keadaanya atau seperti apa tempat yang mereka cari nafkah. Mas Bejo dan Mba Septi merupakan sepasang suami-istri yang sudah lima tahun melakukan pekerjaan mengamen, meraka mengamen tidak bernyanyi tetapi memainkan alat musik seperti Mba septi membawa pianika sedangkan Mas Bejo meniup seruling. “Selain mengamen, Saya dan Septi juga bekerja sebagai tukang pijat di sebuah panti pijat untuk menambah uang untuk anak-anak mereka” ujar Mas Bejo.

Dikeramaian Malioboro, banyak orang yang melewati mereka seakan menganggap mereka tidak ada, mereka hanya mencari sesuap nasi untuk mereka hidup dan anak-anak mereka. Sampai seorang anak kecil yang datang menghampiri mereka memberikan mereka uang. Melihat wajah mereka saat diberi uang sangat bahagia, walaupun mereka tidak mengetahui jumlah uang yang diberi dan siapa yang memberikannya.

POJOK

Massa Pro dan Kontra Susno Mulai Saling Ejek
Markus-markus Pasti Saling Berbahagia

Lumpur Lapindo Ambleskan Rel Kereta
Sibuk Urusin Koalisi sih..

TERORISME UNTUNGKAN MEDIA TELEVISI

Kata Terorisme tidak asing lagi ditelinga kita. setiap mendengar kata teroris yang ada dipikiran kita adalah orang yang merencanakan dan melaksanakan bom atau bahan peledak yang menyebabkan banyak korban.

Di Indonesia sendiri telah terjadi beberapa kejadian yang dilakukan oleh terorisme sebut saja peristiwa peledakan bom Bali satu dan dua selain itu peristiwa peledakan bom Hotel J.W Marriott dan Ritz-Carlton. Ini menunjukkan bahwa sistem keamanan infrastruktur vital di negeri ini masih rapuh.

Setelah beberapa hari peristiwa peledakan bom yang terjadi, densus 88 dan polisi mulai gencar mencari para terorisme. Saat densus 88 dan polisi menemukan para teroris, para awak media televisi terus mengikuti bagaimana densus 88 dan polisi menangkap terorisme secara fulgar

Media televisi secara fulgar menayangkan bagaimana densus 88 dan polisi menangkap terorisme dari awal sampai akhir. Berita ini sangat menguntungkan bagi media televisi karena banyak iklan yang mengiklan pada berita tersebut. Sehingga mereka menjual berita itu demi keuntungan.Selain media televisi mendapat keuntungan, densus 88 dan polisi mendapat citra positif dari masyarakat yang menontonnya.

Minggu, 30 Mei 2010

BANGKITNYA ANCAMAN TERORISME

Yogyakarta – Terorisme di Indonesia tidak asing lagi. Jejaring kelompok Jemaah Islamiyah al-Qaedah menggoncang ibu kota. Terorisme adalah kriminal. Apapun motivasinya, dimanapun, kapanpun dan siapaun targetnya.

Berwal 1 Agustus 2000. bom meledak dari mobil yang diparkir di depan kediaman Duta besar Filiphina,Menteng Jakarta. Dua orang tewas. dan 21 orang lainnya luka-luka, termasuk Duta Besar Filipina Leonides T Caday.
Aksi Terorisme berlanjut. 27 Agustus 2000 granat meledak di Kedutaan Besar Malaysia di Kuningan Jakarta. Peristiwa ini tidak memakan korban. 13 September 2000. Bom meledak di gedung Bursa efek Jakarta. Korban 15 orang tewas. Lagi-lagi aksi terorisme. Tanggal 24 Desember 2000 terjadi serangan di gereja-gereja Jakarta dan kota-kota lain. 16 jiwa tewas dan 96 lainnya luka-luka.
Sepanjang tahun aksi terorisme berlanjut. 17 Juli 2009 lalu, aksi terror kembali menyeruak. Kali ini terjadi di JW. Marriott di hotel Ritz –Carlton Jakarta. Bo mini mengakibatkan 9 orang tewas 42 lainnya luka-luka. Bukan hanya itu, peristiwa ini mengakibatkan kedatangan tim sepak bola Manchaster United batal datang ke Indonesia.
Masyarakat Indonesia berharap, bom di hotel Ritz- Carlton Jakarta merupakan aksi teroris yang terakhir. Namun nemarin, Tim densus 88 Mabes Polri berhasil meringkus terroris dalam aksi terror di Bali lalu. Dulmatin. Di Pamulang Tangerang Selatan.
Pemerintah telah berusaha keras untuk mempersempit, mencegah dan menanggulangi aksi terorisme. Dengan membentuk satuan anti terror dari TNI, POLRI , serta lembaga-lembaga non pemerintah. Namun kinerja aparat dinilai lamban dalam mengatasi aksi terror.
Tidak menyerah begitu saja. Indonesia sepakat dalam melawan teroris dibutuhkan kerjasama aparat-aparat dan aparat intelijen serta langkah-langkah komperehensif dan seimbang. Dengan pondasi badan hukum yang kuat ditambah memperluas kerjasama dengan negara-negara maju lainnya.
Yang paling penting adalah melibatkan masyarakat secara luas yang peduli terhadap lingkungan dan memiliki rasa tanggung jawab, kesadaran, nasionalisme, yang tinggi. Walaupun berbeda suku bangsa ddan agama, namun tetap satu kesatuan yang utuh.

UANG DALAM PENDIDIKAN




           Yogyakarta -  “Pendidikan tanpa Uang pun tak jalan”. Begitulah pepatah yang marak membanjiri Indonesia. Di tahun 2010, pendidikan Indonesia yang tak mau kalah dengan negara lain masih diambang kurang.

            Uang dan pendidikan seharusnya berjalan seimbang. Namun fakta yang ada di Indonesia khususnya di Yogyakarta sendiri, menduduki peringkat ke-3 ketidaklulusan UNAS. Fenomena ketidak lulusan inilah yang memacu factor meningkatnya uang dalam pendidikan.
            Mengapa demikian?
            Menurut saya semakin tinggi tingkat ketidak lulusan, digunakan sebagai peluang utama untuk masuk dalam pendidikan. Terutama Penerimaan Mahasiswa Baru (PSB) dalam Perguruan Tinggi. Pihak orang tua cemas.. Akhirnya mereka tidak sungkan merogoh kocek demi pendidikan. Faktanya, ditemukan pihak dari perguruan tinggi swasta di jogja, yang menawarkan untuk masuk dengan syarat uang 35 Juta.
            Lantas, perlu dipertanyakan lagi kehidupan masyarakat yang tidak mampu. Ekploitasi pun tumbuh. Uang menjadi nomer satu dalam pendidikan.  Seharusnya Pemerintah memperhatikan hal ini, agar pihak yang bermain di belakang diberi sanksi. Agar semua sama menjadi rata dan seimbang.

Jumat, 28 Mei 2010

Fnomena Penagkapan Teroris Di Cikampek

Penangkapan teroris di cikampek terkait Gerakan Negara Islam Indonesia Aceh, berita terbaru yang didapat yaitu penagkapan dan penembakan dua teroris di kampung Babakan Jati, Desa Cikampek Timur Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang. Penangkapan yang diselidiki oleh tim densus 88 anti teror.
Dua jenazah teroris itu diindifikasi sebagai Maulana dan jenazah Saptono diangkut ambulas dibungkus kantong mayat putih dipindahkan dari RS Karya Husada Cikampek Jawa Barat ke RS Polri Kramat Jati Jakarta Timur.
Dikabarkan juga ada lebih dari lima teroris di cikampek yang ditembak mati oleh tim densus 88. Polisi menduga para tersangka teroris ini terkait gerakan separatis Negara Islam Indonesia ( NII ).
Dalam penangkapan teroris di Cikampek yang diduga terkait dengan gerakan negara islam indonesia aceh ini, polisi berhasil mendapatkan informasi bahwa para tersangka teroris ini sedang merancang aksi teror beberapa pekan mendatang. maka tim densus 88 langsung melakukan penggerebekan para pelaku teroris di cikampek tepatnyadi Dusun Mekar Jati RT  02 RW 04, Desa Cikampek Timur.
Penyergapan teroris Cikampek oleh tim densus 88 tersebut dikabarkan berhasil menembak mati pelaku teroris yang berusaha untuk kabur. diperkirakan ada lima pelaku teroris cikampek yang tewas tertembak dan beberapa berhasil ditangkap termasuk seorang wanita bercadar.

Minggu, 23 Mei 2010

POJOK

Banyak artis masuk Senayan
Asal jangan dijadikan panggung sandiwara aja


Anggodo baru masuk Hotel Prodeo langsung sakit
Inul yang sakit jiwa aja berani bertanggung jawab


Rumah Cyrus seharga Rp 3 M
Itu baru yang ketahuan


20 orang tewas minum oplosan
Siapa mau nyusul?


Penanganan Century lamban
Wah, nyaris tak terdengar

Selasa, 18 Mei 2010

Menjadi Penonton Film Berkualitas

Masyarakat Indonesia saat ini telah menjadi penikmat karya audio visual. Film merupakan salah satu karya audio visual yang banyak diminati oleh masyarakat. Hal ini sepertinya direspons dengan baik oleh industri perfilman Indonesia yang semakin produktif dalam menghasilkan karya – karya film.

Namun, ditengah membanjirnya produksi film tiap tahunnya, kualitas film saat ini masih belum terlalu membanggakan. Beberapa film memang telah memiliki kualitas, namun jumlahnya hanya segelintir saja. Berbanding terbalik dengan jumlah film kurang berkualitas yang kebanyakan bergenre horror dan komedi dewasa.

 Bahkan, saat ini tengah terjadi keseragaman pilihan genre film yang membanjiri bioskop – bioskop di tanah air. Genre horror dan komedi dewasa menjadi mayoritas cerita film – film nasional.

Kondisi ini bisa diibaratkan sebagai bentuk dari minimnya kreativitas dari seluruh stakeholder dunia perfilman untuk menggali ide cerita. Ide cerita yang makin seragam ini jika dibiarkan akan makin mendorong perfilman Indonesia untuk melangkah mundur. Hal ini sangat memprihatinkan apalagi jika membandingkan perfilman Indonesia dengan Hollywood atau Bollywood yang sudah jauh lebih baik.

Kini seluruh pihak harus bersama – sama mendukung bangkitnya perfilman Indonesia yang berkualitas salah satunya dengan menjadi penonton yang berkualitas. Penonton yang berkualitas akan memilih film – film yang berkualitas. Dengan begitu, produksi film akan makin bergerak ke arah kualitas. Sehingga film Indonesia akan makin bermutu.

Bencana Itu Bernama ‘Jurnalisme Industrialis’

Dunia jurnalistik Indonesia saat ini tengah dalam kondisi yang meresahkan. Pemberitaan saat ini telah menjadi bahan dagangan yang makin mengabaikan kualitas. Asal dapat, asal cepat, dan asal tayang. Itulah prinsip yang menjadi pemahaman bersama kebanyakan jurnalis saat ini.

    Apa yang dialami oleh tv one beberapa waktu lalu bisa menjadi refleksi bagi seluruh jurnalis jika tak ingin kondisi meresahkan ini menjadi makin memburuk. Seperti diketahui bersama, tv one diputus bersalah oleh Dewan Pers, karena memberitakan mengenai markus secara tidak berimbang. Tayangan yang dikemas dalam format wawancara di tv one tersebut dinilai tidak pantas menjadi karya jurnalistik. Hal ini menunjukan betapa meresahkannya kondisi jurnalistik saat ini.

    Mengapa hal itu bisa terjadi? Salah satu (jika tak mau disebut satu - satunya) faktor yang mendorong hal itu bisa terjadi adalah posisi media yang saat ini yang lebih mengarah pada sisi industri. Berita menjadi bahan dagangan yang sebisa mungkin dikemas agar laku dijual. Media berlomba – lomba mengejar eksklusivitas dan aktualitas tanpa memperhatikan apakah aspek jurnalistiknya telah terpenuhi. Keberimbangan, kedalaman, netralitas serta kode etik jurnalistik kini tak lagi jadi patokan.

    Jurnalisme yang selama ini dipandang sebagai pekerjaan yang idealis, kini bertransformasi kearah industrialis. Sebagaimana industri lainnya, profit menjadi tujuan utama yang lagi – lagi diukur melalui rating dan share tayangan. Jumlah penonton menjadi satu – satunya tolak ukur dari bagus tidaknya suatu berita.

Disinilah kualitas berita menjadi taruhannya. Kualitas berita tak lagi dinilai dengan seberapa akurat berita tersebut, namun dilihat dari seberapa banyak orang melihat tayangan berita tersebut. Ini merupakan bencana besar bagi jurnalisme Indonesia. Bencana yang seakan menjadi bom waktu, yang pada suatu saat akan menghancurkan kepercayaan publik pada pemberitaan hasil dari jurnalisme industrialis ini.

Bahasa dan Iklan


       Ketika rumah menjadi tempat berteduh dari panas dan hujan serta menjadi tempat berkumpul dengan keluarga, menjadikan rumah sebagai kebutuhan yang tidak dapat dikesampingkan. Terus bertambahnya jumlah penduduk dan semakin sedikitnya lahan membuat harga rumah dan tanah melambung tinggi. Nah, iklan properti ini juga menarik bila dilihat dari bahasa dan menghadirkan sejumlah kesulitan mencerna maksud pemasang iklan bagi para calon pembeli.

      Istilah yang paling sering muncul ketika membaca iklan properti adalah lokasi strategis. Jika lokasinya dikatakan strategis, harga rumah atau tanah langsung tinggi. Memang pantas, karena lokasinya strategis! Hanya saja, apa itu lokasi strategis? Strategis buat siapa? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategis itu ”baik letaknya”. Baik yang bagaimana dan buat siapa? Setelah mengamati sejumlah iklan tanah dan rumah yang dinyatakan berada di tempat baik ini, saya mempunyai kesimpulan bahwa strategis tak jarang diidentikkan dengan ramai, setidaknya dekat dengan keramaian. Bukan sebuah kebetulan bahwa kata strategis sering muncul berdekatan dengan ucapan ”dekat jalan raya” atau “dekat pertokoan”. Jika benar begitu berarti kata strategis bagi sebagian orang yang mencari rumah yang tenang jauh dari keramaian, justru sangat tidak strategis . Dicari: tanah di tempat sangat tidak strategis.

      Para pembaca atau peminat juga sering dibuat bingung oleh pemasang iklan dengan cara keterangan mereka. ”Rumah nyaman di jual”. Di manakah jual itu? Atau: ”bisa di nego”. Di manakah nego itu? Mengapa bisa begitu susah membedakan di- sebagai awalan kata kerja dalam bentuk pasif dan di sebagai preposisi? Harga rumah atau tanah mungkin lebih tepat jika dikatakan ”bisa ditawar”. Pernah saya lihat iklan rumah yang pemasangnya mengaku harganya “harga sahabat”. Saya kira cukup kreatif dari pihak penjual: padahal kebanyakan peminat atau calon pembeli tidak kenal, padahal walaupun kenal harga tidak pasti akan turun. Paling parah, tetapi juga cukup lumrah: ”harga bisa nego”. Itu jelas bohong belaka. Harga tidak bisa berunding.


     Pemakaian bahasa yang tidak tepat dan ambigu membuat bahasa iklan terasa berlebihan dan mengada-ada, akhirnya para pembaca iklan/calon pembeli enggan atau tidak percaya dengan iklan tersebut karena dirasa "menipu" atau berlebihan. pada akhirnya hendaknya pembuat/pemasang iklan memakai bahasa/ kata yang tepat dan tidak ambigu apalagi berlebihan dalam beriklan.

Kenali Kemampuan Diri Pada Anak

Tanpa sadar sering kali orang langsung menilai seseorang anak kerap kali mendapat nilai buruk di sekolah sebagai anak bodoh. Tak jarang pula terdengar oleh orang tua, sehingga orang tua yang merasa gundah begitu tahu hasil tes IQ anaknya dibawah rata- rata. Sebagian orang menganggap IQ seseorang itu sesuatu yang sifatnya sudah tetap, tak mungkin ditinggalkan lagi.
Sebenarnya International Thinking Training Center ( ITTC ), inteligensi seseorang itu bisa ditingkatkan dan bukan sesuatu yang mandek. Pada anak usia 0- 16 tahun sebenarnya  IQ seseorang masih bisa ditingkatkan, sedangkan pada usia 16- 30 tahun cenderung stabil, dan pada usia diatas 30 tahun kemampuannya umumnya menurun.
Setiap orang memiliki belahan otak kiri dan belahan otak kanan dalam dirinya. Yang ideal baik belahan otak kiri dan belahan otak kanan tersebut sama- sama berkembang. Namun pelajaran di sekolah umumnya lebih banyak menuntut kemampuan belahan otak kiri seseorang, sementara belahan otak kanan cenderung tak berkembang.
Kurikulum sekolah yang lebih menekankan kemampuan otak kiri memang menyusahkan bagi mereka yang kemampuan otak kanannya lebih dominan. Mereka yang otak kirinya dominan melakukan pendekatan pemecahan masalah berdasarkan fakta, analisa, perhitungan angka, dan menyatakannya dengan menunjukan fakta disertai urutan yang logis.

Cerminan Efek Global dalam Karya Seni

Perjalanan manusia selalu diwarnai dengan suka dan duka, banyak hal yang manis dan pahit yang dirasakan dan dijalankan di dunia ini. Kedua hal ini ikut ambil bagian dalam pembentukan jiwa dan karakter seseorang dalam bermasyarakat. Tergantung bagaimana menganalisisanya sehingga menjadi nilai yang berharga.
Hal tersebut dituangkan dalam karya seni, yang ingin menyampaikan bagaimana efek dari pengaruh global terhadap kondisi politik dan sosial di Indonesia. Namun dalam karya seni selalu diperlukan dalam kehidupan manusia karena saling melengkapi dan dapat mampu memperkaya kehidupan.

Selasa, 11 Mei 2010

SELEB "MENGGOYANG" PILKADA

Artis–artis sekarang ini
tidak lagi hanya sekadar
menggoyang panggung
hiburan pada saat kampanye sebagai
pendukung salah satu kandidat
kepala daerah, tapi mereka
sendiri sudah terjun sebagai kandidat
yang mengampanyekan dirinya. 

Mengapa artis-aris ini
beralih dari menggoyang panggung
hiburan ke menggoyang
panggung politik/pilkada?
Pilkada sebagai wujud pelaksanaan
demokrasi memang seolah
menjadi lahan potensial
untuk digarap dalam mencapai
tujuan yang diinginkan, bukan
hanya politisi, pengusaha, tapi
berbagai kalangan masyarakat
termasuk artis. Keinginan untuk
terjun ke kancah perpolitikan
yang marak digeluti oleh para
artis sekarang ini entah itu sekadar
latah belaka atau memang
panggilan hati mereka untuk menjadi
pelayan masyarakat melalui
jalur yang berbeda dengan yang
selama ini mereka geluti.
Kepopuleran yang telah mereka
raih sebagai selebritis
memang menjadi keuntungan
tersendiri dibanding dengan
politikus yang masih harus
berusaha menjadi “seleb”. Apalagi
jika keinginan para seleb
ini lebih dipopulerkan melalui
infotainment yang menyosialisasikan
setiap tingkah selebritis
ini.

Kepopuleran yang mereka
miliki seolah menjadi modal
terbesar untuk meraih simpati
dan dukungan masyarakat.
Seabrek alasan lain juga
diutarakan sebagai pembenar
mengapa para seleb ini memilih
banting setir ke dunia politik,
bahkan tidak sedikit dari mereka
yang memilih hengkang
total dari dunia keartisan yang
selama ini membesarkan namanya.
Meskipun ada sebagian
yang bisa mempersandingkan
antara dunia politik dan profesi
keartisan.
Sejumlah iming-iming fasilitas
dan jabatan kehormatan
mungkin menjadi salah satu
daya tarik yang kuat bagi para
seleb yang mencoba keberuntungan
di kancah politik. Memang
tidak ada yang salah, apalagi di
negara demokrasi, siapa saja
boleh menjadi pemimpin.

Tapi
apakah langkah para selebritis
ini benar-benar sejalan dengan
kemampuan mereka secara keilmuan
dan kesiapan psikis untuk
menjadi panutan bagi rakyat
yang dipimpinnya kelak?
Fakta dan sejarah perpolitikan
di tanah air ini belum
menunjukkan keberhasilan seorang
artis ketika berkiprah di
dunia politik. Bisa jadi ketika
menjalankan profesi keartisannya
begitu total dan menghayati
peran yang dilakoninya, tetapi
ketika memasuki dunia perpolitikan
seolah masuk ke dunia lain
yang tentu saja jauh berbeda dari
panggung keartisan.

Misteri Dibalik Mundurnya Sri Mulyani




        Mundurnya Sri Mulyani dari jabatannya sebagai Menteri Keuangan secara tiba-tiba sangat mengejutkan dan membuat pertanyaan besar. Proses persetujuan pengunduran dirinya oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai terlalu cepat. Menurut Preseden SBY jabatan baru bagi Sri Mulyani itu sangat strategis, sangat penting dan terhormat bagi Indonesia.
         Sikap Sri Mulyani dan persetujuan Presiden tersebut membuat bangsa ini kaget dan bertanya-tanya. Apakah keputusan untuk mundur merupakan inisiatif dan strategi Sri Mulyani untuk keluar dari tekanan politik? Mengapa keputusan untuk pergi dilakukan saat ini pada saat proses hukum kasus Century sedang berjalan di KPK? Bisa jadi menjadi sebagai salah satu dari tiga Direktur Pelaksana Bank Dunia merupakan jabatan yang prestisius dan penghargaan bagi Sri Mulyani sehingga ia memilih untuk mundur. Sejauh pengenalan penulis atas sosok Sri Mulyani, mengemban tugas negara di negeri sendiri merupakan pilihan pertama baginya. Namun, apapun modusnya, kepergian Sri Mulyani jelas akan memunculkan arena politik baru, yaitu perombakan kabinet.
       Masyarakat hanya bisa selalu berharap memiliki wakil-wakil di legislatif maupun eksekutif yang jujur, amanah, mampu menyampaikan aspirasi masyarakat, bukan merasa dirugikan dengan adanya pertarungan Sri Mulyani dengan pihak oposisi yang tidak membawa manfaat apa-apa bagi masyarakat Indonesia.




SAMMY LENGSER

Yogyakarta - Belum asing terdengar kasus Pencurian mobil Giska dengan Sammy, mencuat kasus tak sedap lagi. Kali ini menimpa Kerispatih. Pasalnya Sammy terjerat kasus Narkoba. Kepolisian Resor Jakarta Pusat melakukan gelar perkara kasus narkotika yang melibatkan vokalis grup Band Kerispatih, Hendry Samuel Simorangkir alias Sammy Kerispatih, di Mapolres Jakarta Pusat, (4/2).

Dalam kasus ini saya pikir, Sammy hanya dijadikan kambing hitam saja. Karena tak lama sebelum kasus ini, Kerispatih sedang tahap promo album terbarunya yang bertajuk “SEMUA TENTANG KITA”. Sempat terbesit rasa kekecewaan terhadap tingkah laku Sammy, yang kedapatan narkoba pada Selasa (2/2). Yang sangat kecewa adalah dirasakan sama dengan pihak personel Kerispatih dan pihak Label Nagaswara.

Kapolres Jakpus Komisaris Besar Polisi Hamidin mengatakan, Sammy resmi menjadi tersangka pemakai narkoba. Bukan pengedar. Hasil tes urine membuktikan Sammy mengonsumsi zat psikotropika jenis sabu.Kapolres Jakpus Komisaris Besar Polisi Hamidin mengatakan, Sammy resmi menjadi tersangka pemakai narkoba. Bukan pengedar. Hasil tes urine membuktikan Sammy mengonsumsi zat psikotropika jenis sabu.

Meskipun sempat tidak seimbang tanpa vokalis bersuara merdu ini, tetap dijalani Kerispatih. Personel lainnya berniat menggantikan posisi sementara Sammy. Sampai akhirnya diberi keputusan Sammy harus lengser dari Kerispatih. Fandy Santoso, jebolan Indonesian Idol inilah pengganti posisi sementara. Mungkin diharapkan nantinya Fandy dapat memperbaikki citra dari Kerispatih sendiri.

Sabtu, 08 Mei 2010

PORY Jadul, Club Onthel yang Nyentrik



Yogyakarta-Sepeda onthel dahulu merupakan alat transportasi sebagian besar masyarakat baik dipedesaan maupun diperkotaan untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari. Namun seiring berjalannya waktu, sepeda onthel dilupakan dan digantikan dengan transportasi yang lebih modern. Hanya segelintir orang saja yang masih menggunakan sepeda onthel sebagai alat transportasinya saat ini. Sebagian orang memiliki sepeda onthel hanya sebagai barang koleksi saja.

Malam itu terlihat rombongan laki-laki paruh baya bersepeda onthel, mengenakan seragam jadul ala tentara jaman dahulu, melewati jalan sekitar Malioboro. Semua mata tertuju pada mereka. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun internasional. rombongan ini menamakan dirinya PORY (Paguyuban Onthel Rabuk Yuswo) Jadul, merupakan kumpulan orang-orang yang menyukai kegiatan bersepeda. Rata-rata mereka menggunakan sepeda onthel sebagai alat transportasinya. Dengan aneka sepeda onthel antik dan busana yang unik dan nyentrik mereka bersepeda keliling kota. “Setiap malam minggu kita selalu nongkrong bareng didepan Benteng Vredeburg Jogja.” Ujar Hastoto, sekertaris PORY Jadul.

Jumlah anggota yang dimiliki PORY Jadul sampai sekarang berjumlah 500 orang, anggotanya tidak hanya berasal dari Jogja tetapi juga dari Klaten, Sleman, dan Bantul. Slogan yang diusung PORY JOGJAKARTA adalah anggampangake laku, ngedhohake penyakit, ati bungah, ngirit ora ngorot-orot, rukun lan ramah limgkungan. Klub yang bermarkas di Minggiran Kel. Suryadingratan Kec. Mantrijeron ini punya kebiasaan unik ketika ada salah seorang anggota PORY Jadul yang menikah. Setelah akad nikah pengantin dipersilakan naik keatas becak kemudian diarak oleh rombongan PORY Jadul keliling Yogyakarta. Ratusan anggota PORY mengiri dengan pakaian yang menarik sesuai dengan profesi mereka masing-masing. Tidak hanya itu saja ketika ada anggota yang meninggal pun mereka punya cara unik untuk menghormati orang yang sudah meninggal yaitu “nuntun pit” dari rumah duka sampai ke liang lahat. Hal itu mereka lakukan untuk mempererat tali kekeluargaan dan sebagai wujud solidaritas.

Hastoto menerangkan bahwa mereka mempunyai kegiatan rutin setiap bulannya. Seperti bakti sosial pada panti asuhan dan panti jompo, pemberian sembako, penggalangan dana, dan kerja bakti. PORY Jadul membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat yang ingin bergabung dan tidak mematok persyaratan pada setiap orang yang ingin bergabung. ”Asalkan punya sepeda onthel bisa jadi anggota club ini, usia tidak dibatasi,”terang Hastoto.



Selasa, 04 Mei 2010

Bukan Salah Bunda Mengandung
Tak menyangka keadilan dan kedudukan tertinggi telah membelenggu Indonesia. Setiap masyarakat Indonesia tentunya menuntut pada Kemerdekaan Indonesia. Terutama seperti Gadis Cilik Pengamen jalanan. AY (nama samaran) gadis kecil pengamen jalanan.
Berkumpul dengan temannya sesama pengamen, kaus kucel, sandal jepit, dan sebatang rokok adalah teman setia AY. Dia mengaku “aku senang disini meskipun ada hal yang tidak menyenangkan aku senang” . Salah satu fenomena di yogya. Bocah yang seharusnya duduk di bangku SD kelas 5 memilih mengamen.
Orang tua AY tahu dan mengerti keadaan anaknya sebagai pengamen. Tetapi lagi-lagi masalah faktor ekonomi yang merubah keadaan. Jelas AY “Emak tahu kalau aku mengamen tapi ya sudah,, mau diapakan lagi. Sebenarnya aku ingin kembali bersekolah sama temen-temen”.
Keadaan yang merubah AY. Gadis (10) mengaku pernah berhubungan intim bersama temannya sesama pengamen. Terlihat dengan daster selutut dan perutnya yang membesar . AY mengaku kepada kami “ya mau gimana lagi mbak, sudah nasib, tapi aku ingin melahirkan anak ini, biarpun bapaknya pergi nggak tahu kemana” senyum paksaan terlintas pada paras AY.
Potret Fenomena di Yogya, yang menggambarkan bukan salah bunda mengandung, namun karena keadaan. Keadilan ekonomi, dan kedudukan tertinggi, AY memilih mengamen dengan keadaannya sekarang dibandingkan bersekolah.